Kesabaran tanpa batas

May 30, 2011 Amy 17 Comments

Sering kita dengar kalimat orang berteriak "kesabaranku sudah habis...!!!". Tapi pernah aku mendengar penjelasan dari Quraish Shihab saat bulan puasa tentang tafsir Al Qur'an menyatakan bahwa seharusnya sabar itu tidak ada batasnya.

Kebetulan saat aku menulis postingan ini di hapeku, aku sedang mendengarkan ceramah ustad Danu di MNCTV. Sebetulnya saran ustad Danu itu hampir sama pada semua pertanyaan yang masuk "Kalo ingin menghilangkan penyakit, mulailah dengan tidak marah. Walaupun sepertinya diam, tapi kalo kemarahan dipendam itu akan menjadi penyakit".

Aku pernah menulis bahwa orang yang berjiwa besar itu memaafkan, agar tidak ada dendam yang merupakan energi negatif.

Pertanyaannya, apakah kita tidak boleh marah. Seorang temanku yang pernah koma sehari, anval karena serangan jantung menyatakan padaku bahwa kalo tidak marah, masalah tidak akan selesai. Itu sudah prinsip hidupnya, sampai saat ini sepertinya tidak bisa diganggu gugat.

Bicara masalah kebenaran yang hakiki memang tidak mudah, kenapa, karena ada kecenderungan manusia lebih nyaman untuk bicara gosip, melampiaskan kemarahan, ketawa hahahihi sambil ngomongin orang. Liat aja sebagian besar grup Blackberry Messenger (BBM) ngebahas apa. Kirim foto, video lucu, tapi banyak juga yang jorok.

Orang baru bertanya pada ustadz dan ustadzah setelah kepentok pada suatu masalah. Sepertinya pemahaman orang pada umumnya adalah aku ahli komputer (misalnya) jadi aku urus komputer, yang ahli agama urusin agama. Semua punya tugas masing-masing. Memangnya kalo cape kita gak boleh bercanda dan tertawa-tawa. Salut buat ustadz Maulana yang bicara Islam, bercanda tapi tidak menyimpang dari kebenaran.

Bicara masalah sabar, akhirnya kembali pada pilihan hidup. Bahkan seorang ahli komputer, bisa memanfaatkan ilmunya untuk ajaran agama. Mengamalkan ilmu sesuai Islam, bersikap sabar dalam kehidupan sehari-hari, jadi menyisihkan waktu untuk belajar agama agar badan serta jiwanya tetap sehat di dunia, meninggal dengan tenang dan hidup bahagia di akhirat.

Kesabaran itu memang seharusnya tidak ada batasnya, demi kebaikan manusia itu sendiri. Agar fisik tetap sehat, pikiran juga jernih, belum lagi nanti dapat banyak pahala yang merupakan tabungan untuk ke surga di akhirat. Semua yang kita miliki di dunia adalah titipan dari Allah, jadi bila ada orang lain yang melakukan hal tidak sesuai harapan kita, hadapi dengan kesabaran tanpa batas...

17 comments:

  1. Marah itu adalh anugerah Kak,,tapi ingat anugerah yang satu ini memang harus dilawan karena anugerah ini sering ditumpangi oleh nafsu setan, sedangkan sabar adalah anugerah dari Allah yang sangat dibenci oleh setan,,semua ada dalm al-qur'an,,hanya secara teori manusia hanya bisa berucap tapi sulit untuk melaksankannya,,,semoga kita termasuk orang yang bisa melaksanakan semua teori yang benr dalm kehidupan sehari² AMIN terus berusaha ☺ ☺ ☺,,terlalu panjang ya Kak komentarnya

    ReplyDelete
  2. kalimat terakhir menggelitik saya bu,

    "Semua yang kita miliki di dunia adalah titipan dari Allah, jadi bila ada orang lain yang melakukan hal tidak sesuai harapan kita, hadapi dengan kesabaran tanpa batas... "

    apakah orang lain yg harus sesuai dengan harapan kita? bagaimana kalau diubah menjadi, kita mencoba mengerti orang lain dengan mencoba melakukan sesuai dengan keinginan orang lain...

    ini hanya menurut saya lo bu..

    ReplyDelete
  3. @ sofyan, komentar panjang berarti membaca tulisan saya kan... Berusaha mengamalkan ajaran Islam memang tidak mudah tapi mesti terus berusaha

    ReplyDelete
  4. @ mas ichang. Apa maksud dari merubah orang lain? Ingin merubah siapa? Saya punya anak, diasuh sama neneknya, saya kasih tau neneknya bahwa saya ibunya lebih berhak merawat tapi ngotot gak mau terima. Mesti sabar menghadapi orang kayak gitu. Tugas kita hanyalah memberi tau dan mendoakan, tidak bisa memaksa. Orang yang didzolimi doanya dikabulkan Allah sekalipun kafir

    ReplyDelete
  5. @ Noeel, bener, hilangkan benci, dendam, tetap tenang perbaiki diri. Lama2 orang juga akan ngeliat bahwa sebetulnya kita orang baik, yang berbuat jahat itu biasanya kena karma, ngebalik ke mereka sendiri

    ReplyDelete
  6. kalau marah lalu diam susah juga, krn bisa bikin stress

    ReplyDelete
  7. kalo sabar ada batasnya itu namanya bukan sabar..

    betewe, kemarin kotak komentar kamu nggak keluar mi.. setelah jadi pop up gini, lebih enak kalo mau komen.

    gini aja deh..

    ReplyDelete
  8. Emang susah buat sabar itu..
    Tapi untuk yang bisa bersabar..buah sabar itu akan terasa manis.

    ReplyDelete
  9. saya sering mempraktekkan sabar dalam kehidupan sehari-hari, dan hasilnya memang dahsyat. Meski kadang gagal juga mencoba sabar terhadap sebuah permasalahan

    ReplyDelete
  10. Ada yang ilang klo batas kesabaran itu tawakkal. Bener ga tuh ?

    ReplyDelete
  11. @ r10, kemarahan itu energi negatif. Jujur aja aku pernah marah2 di blog. Ngerasa dibohongi. Bikin blog tanpa nama, hahaha dikomentari mas Rio kan. Sekarang malah kasihan sama mereka-mereka itu. Ternyata jahatin orang itu rugi banget. Sudah pahala ditransfer, rejeki menyusut, hati gelisah, ibadah tidak diterima Allah. Semua diserahkan pada Allah, banyak membantu orang dengan ikhlas, Insya Allah semua dimudahkan Allah

    ReplyDelete
  12. @ Gaphe, aku mau komentar dan balas komentar kok susah, jadinya ganti menu pop up. Tx ya Phe...

    ReplyDelete
  13. @ Irly, bersikap tenang walau hati gelisah. Sabar itu memang perlu dilatih terus

    ReplyDelete
  14. @ Lozz Akbar. Saya juga sering marah-marah. Dulu gak tau dengan definisi sabar. Memang semua perlu dilatih. Bersyukur dapat pahala, hidup jadi nikmat. Bersabar tidak marah juga dapat pahala. Kalo marah-marah dampaknya hanyalah bikin penyakit saja di tubuh kita

    ReplyDelete
  15. @ Nurul Imam. Tawakal itu berserah diri setelah ikhtiar. Orang yang tawakal itu biasanya tenang, karena sudah menyerahkan diri pada Allah. Orang yang bisa tawakal adalah orang sabar

    ReplyDelete
  16. Sebetulnya, menurut ilmu kedokteran, marah itu adalah reaksi jiwa yang sehat.

    Tetapi, karena kita makhluk sosial, maka hendaknya kita menyalurkan kemarahan kita dengan cara-cara yang elegan dan tidak merusak orang lain.

    ReplyDelete