Hidup itu ujian untuk bersabar dan bersyukur

March 12, 2011 Amy 12 Comments

Kadangkala kita bisa membuat satu postingan sendiri untuk jawaban suatu komentar dari tulisan. Waktu aku masih tinggal di Bogor aku menulis tentang ujian hidup di Notes Facebook. Ujian hidup salah satunya bisa berfungsi untuk menghilangkan dosa, syaratnya adalah sabar dan ikhlas. Terus ada komentar, emang hidup ujian terus, apa nggak ada istirahatnya kayak sekolah itu, siang hari istirahat. Masak susah melulu.



Butuh waktu panjang untuk memberi jawaban yang tepat untuk ini. Setelah sekian lama, akhirnya aku membaca hadits yang menyatakan orang beriman itu semua keadaannya baik, bila sedih bersabar, bila senang bersyukur.

Belajar Islam memang awalnya berat rasanya diamalkan, tapi bila dilakukan dengan ikhlas ternyata sangat menenteramkan jiwa. Misalnya punya kendaraan. Kalo kendaraan itu dipakai untuk hal bermanfaat, mencari nafkah halal misalnya, maka itulah kendaraan yang bermanfaat untuk kebaikan dunia akhirat. Tapi bila kendaraan dipakai untuk sombong, maksiat, maka memiliki kendaraan ini dilaknat Allah.Semua hal yang kita miliki harus dipertanggungjawaban di hadapan Allah.

Kadang aku masih diuji kesabaran bila melihat temen-temenku yang dulunya akrab, apalagi lagi makan-makan, terus fotonya diupload di Facebook. Tapi aku tidak bisa membaca komentarnya secara utuh karena sebagian memblokirku di Facebook. Sudah sering aku bilang pemblokiran itu memicuku untuk membuat blog ini. Sayang banget yah, memutus silaturahmi berkurang rejekinya, amalan tidak mendapat pahala, doa tidak dikabulkan Allah. Sebaliknya, menyambung silaturahmi akan menambah rejeki.

Bicara masalah makan, itu bentuk rasa bersyukur pada Allah karena menikmati ciptaan Allah yang telah diolah menjadi makanan, tapi seharusnya dari rejeki yang halal. Makanan yang bermanfaat untuk kebaikan dunia dan akhirat adalah yang diberikan pada kaum miskin. Minimal kita sudah memberi saat zakat fitrah pada hari Idul Fitri. Lebih baik lagi berkorban saat Idul Adha. Apalagi ditambah menyumbang di luar itu, asal kebutuhan kita sudah terpenuhi tentu saja.

Masih cethek nih ilmunya, masih harus belajar. Setelah memahami juga mesti mengamalkan.

Semoga aku bisa selalu lebih memahami dan mengamalkan hidup di jalan yang diridhoi Allah...

12 comments:

  1. semoga kita termasuk manusia manusia pembelajar ya Mi, yang senantiasa terus belajar bersabar dan bersyukur. amiien

    ReplyDelete
  2. jadi termotivasi untuk memperdalam ilmu2 agama,
    trus share y bu' guru..
    hehe

    ReplyDelete
  3. kadang orang susah untuk bersyukur tapi lebih susah lagi untuk bersabar. Susah ya mengamalkan untuk menjadikan hidup tsb di maknai dengan baik selalu aja ada hal2 yg mengganggu. Apakah harus berpegang sama Al Quran solusinya mbak?

    ReplyDelete
  4. bener banget tuh. cuman yang sering kepikiran, kalo ujian terus bagi rapotnya kapan..?
    heheh piss..

    ReplyDelete
  5. oot:
    ada award http://emmanuelthespecialone.blogspot.com/2011/03/thank-youmy-loyal-readers.html

    ReplyDelete
  6. betul itu saya setuju mudah2an kita jadi orang2 yang dinaungi rahmatnya

    ReplyDelete
  7. Bener banget tuh, harus mengamalkan hidup dijalan Allah :)

    ReplyDelete
  8. iam kalo komen disini pake nama panjang ya.. :))

    ReplyDelete
  9. @ Gaphe, iya perlu belajar terus untuk

    @ Tito, tx

    @ Yayack, iya. Kalo ingin bahagia dunia akhirat mesti mengacu pada al-Quran dan as-Sunnah. Kalo gak udah pusing gak nemu jawaban kehidupan akhirnya balik ke ajaran agama toh?

    ReplyDelete
  10. @ Rawins, rapornya setelah di akhirat. Diterima di tangan kanan ato tangan kiri

    @ Noeel, sudah dipajang awardnya

    @ Archer, sabar dan syukur sulit mana? Sulit bersyukur, saat kena musibah tetap bisa bersyukur, kayaknya hanya orang pilihan yang bisa gini. Rahmat Allah yang berupa kasih sayang akan bisa membuat manusia tenteram dan bahagia

    ReplyDelete
  11. @ Iam, good

    @ Colong, hehehe...

    ReplyDelete
  12. amin, semoga kita selalu dimudahkan meskipun susah dan diingatkan saat senang itu datang :)

    ReplyDelete