Bantuan dari langit
Bicara masalah teror, di salah satu postingan lamaku, kemarin ada komentar "mampus aje lu", aku hapus karena di belakangnya nyebut alat kelamin laki-laki. Banyak yang gak suka sama aku, terus terang aku gak tau kenapa. Mereka-mereka yang nitip pesen aneh-aneh lewat sobatku, contohnya ada yang mau menuntut aku ke pengadilan dengan alasan perbuatan tidak menyenangkan, gak cuman satu, ada banyak dengan versi lain-lain.Dulu banyak SMS teror dari Bogor, sudah aku hapus karena aku memutuskan untuk memaafkan dan melupakan. Tapi beberapa saksi pernah membacanya. Efeknya, seorang temen SMP setelah baca SMS teror, orangnya bukan menghiburku malah menghilang tanpa sebab, dan rentetan kejadian yang membuatku males ikutan reuni SMP lagi. Aku malah bersyukur, karena tidak diajaki kegiatan oleh temen-temen SMP angkatanku yang berlebihan membuatku lebih khusyuk beribadah saat bulan Ramadhan. Abis emang kalo ngumpul kurang kerjaan banget, dari buka bersama sampe sahur, gak tau ngobrolin apa aja.
Tentang diteror, aku bukan apa-apanya dibanding pak Amien Rais. Saat suatu rezim berkuasa dan pak Amien bicara vokal, ada ancaman pembunuh misterius (petrus) mau membunuh beliau.
Tadi ada cerita dari salah seorang tim sukses pak Amien Rais saat dulu mencalonkan diri menjadi presiden RI. Akhirnya walau batal jadi presiden RI, pak Amien sempat jadi ketua MPR, dan menurunkan salah satu presiden yang terkesan tidak serius menangani negara ini. Pendukung, sekali lagi hanya sekelompok pendukung presiden yang tidak serius ini sempat bertindak anarkis dengan menyatakan Amien Rais halal darahnya. Keimanan kuat akan datangnya bantuan dari Allah bila kita ikhlas yang membuat pak Amien bertahan hidup membaktikan pikiran beliau untuk bangsa dan negara ini sampai saat ini.
Sekarang, kantor pak Amien yang dulu untuk mengumpulkan para sahabat dengan keberanian dan kepandaian untuk memikirkan nasib bangsa ini digunakan oleh putranya Hanafi Rais. Lokasi kantornya di depan rumahku, kalo mau mempublish tulisanku untuk blog di hape aku suka mampir ke sana. Hanafi Rais sekarang sedang mencalonkan diri menjadi walikota kodya Yogyakarta.
Biarpun aku dalam kondisi diteror alhamdulillah gak begitu peduli lagi. Allah memberi bantuan kepadaku melalui sobat-sobat baru atau lama yang berkenan membantu dengan do'a, support, dana atau banyak lagi.
Aku aku berharap yang tanpa teror, hanya karena pikiran dan batin tidak klop supaya bisa tenang. Relaksasi, dan banyak berdoa hanya itu yang bisa aku sarankan. Yakinlah Allah akan memberi bantuan untuk membuat hati tenang.
Saling mendoakan ya, semoga kita semua diberi kesabaran untuk mengatasi masalah, bisa melepas energi negatif, bisa menghilangkan emosi negatif (sedih, marah, dll) dengan banyak memasukkan emosi positif (bersyukur, memaafkan, tersenyum, murah hati, dll)...
ikut meng-amini doanya mbak ...
ReplyDeleteAmin yang sabar ya Kak,.mereka yg menteror karena mereka tdk tau,.
ReplyDeleteMasih ada saja kelakuan orang kerjaan seperti itu, semoga saja cepat dibukakan mata hatinya& buat mak semoga semakin sabar menghadap[i semuanya
ReplyDeleteanggap aja ujian kali Mi, jangan terpengaruh kalo emang yang kamu lakuin on the right track.
ReplyDeletesorry baru mampir dimari lagi.. *sok sibuk*
amiiin...semoga teror-teror itu bukan jadi melemahkan, justru kian menguatkan...
ReplyDeletesabar wae bu...
ReplyDeleteresiko orang hidup yo emang gitu
dinikmati saja lah...
terpisah dri anak, aku juga merasakan sendiri kok rasane piye...
Setuju dengan komentar mas gaphe diatas. Anggap aja ujian mbak. Melatih kesabaran. Hitung2 buat bekal puasa nanti :p
ReplyDeleteberdoa dan saling mendoakan bisa mmeberikan sedikit ketenangan mbak,
ReplyDelete@ dey, ma kasih
ReplyDelete@ Sofyan, pelajaran sabar yang luar biasa. Dari sering pingsan jadi ingin selalu bersyukur
ReplyDelete@ Bayoe, baik-baik saja kok di Jogja. Belum pernah merasa hidup sebaik inihidup sebaik ini
ReplyDelete@ Gaphe, dulu bingung emang. Sekarang udah mantap... Semoga Allah selalu menunjukkan jalan lurus buatku
ReplyDelete@ Aina, amin
ReplyDelete@ Rawins, sebetulnya aku amnesia. Jadi rasanya biasa-biasa aja, hepi2 aja di Jogja. Mau mati juga gak ada tanggungan, gak peduli. Entah ya, aneh kali, tapi rasanya emang gitu2 aja di Jogja. Mau mati juga gak ada tanggungan, gak peduli. Entah ya, aneh kali, tapi rasanya emang gitu
ReplyDeleteSaling mendoakan ya, semoga kita semua diberi kesabaran untuk mengatasi masalah, bisa melepas energi negatif, bisa menghilangkan emosi negatif (sedih, marah, dll) dengan banyak memasukkan emosi positif (bersyukur, memaafkan, tersenyum, murah hati, dll).... aku setuju sekali, mbak....
ReplyDeletesemoga mbak Ami diberi kekuatan oleh Nya... dalam menjalani ujian yang diberikan Nya...
Saleum
ReplyDeletediteror itu sangat meresahkan hati, tapi syukurlah sahabat bisa tenang dan senantiasa berserah diri pada Allah. semoga Allah senantiasa melindungimu sahabat
saleum dmilano
Sabar ya mbak
ReplyDeleteOrang baik selalu banyak tantangannya
itu jaman smpnya mbak ini waktu jamannya petrus taun 80an ya?
ReplyDelete