Ikhlas kunci amal
Dari harian Republika, Kamis, 31 Maret 2011Ikhlas artinya kita berbuat dan melakukan apapun hanya dengan niat untuk meraih ridha Allah, bukan untuk apapun dan bukan untuk siapapun. Ikhlas adalah kunci diterimanya ibadah dan bentuk-bentuk amal kebajikan. Meski besar nilainya di mata manusia, amal tersebut tidak ada artinya di mata Allah bila tidak dibarengi dengan keikhlasan. Namun sekecil apapun kebajikan di mata manusia, bila dibarengi dengan niat ikhlas, ia sangat besar nilainya di hadapan Allah.
Perhatikan firman-firmanNya di dalam Alquran, semua menegaskan keikhlasan."Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam," (QS. al-An'am[6] :162).
Dalam QS al-Bayinah [98]:5, Allah menegaskan bahwa umat-umat terdahulu (para uhlulkitab) juga diajarkan untuk berbuat ikhlas dalam buku-buku mereka. Mengapa? Karena keikhlasan inti dari agama yang benar. Kepada Rasulullah SAW, Allah menegaskan,"Sesungguhnya kami menurunkan Alquran kepadamu (Muhammad) dengan kebenaran. Maka, sembahlah Allah dengan dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih, 'al-khalish'." (QS. Az-Zumar [39]:2-3).
Hadis berikut ilustrasi mengerikan dalam perjalanan panjang di Hari Akhir bagi sosok-sosok alim dan yang tampak dalam tampilan fisiknya seperti manusia suci. Yang pertama akan diadili mahkamah Allah adalah yang mati di jalan perang (syahid). Ketikan ditanya, ia menjawab bahwa ia berperang sampai mati syahid. Dikatakan kepadanya,"Kamu bohong! Kamu berperang dengan niat supaya kamu dikatakan pemberani, dan orang-orang sudah menyebut itu." Apa yang terjadi? Iapun diseret dan dimasukkan ke dalam api neraka.
Kedua, ulama, pengajar Alquran dan penceramah umat. Ketika ditanya, ia menjawab bahwa saya mencari ilmu dan mengajarkannya. Saya juga mengajarkan Alquran. Lalu dikatakan kepadanya,"Kamu dusta! Kamu mencari dan mengajarkan ilmu dengan niat supaya dikatakan alim, dan orang-orang percaya itu." Apa yang terjadi? Iapun diperlakukan sama, diseret dan dicampakkan ke dalam neraka.
Ketiga, hartawan dan dermawan. Ketika ditanya, kemana harta itu dipergunakan, ia menjawab bahwa ia telah menginfakkannya untuk umat. Lalu dikatakan kepadanya,"Kamu pembohong! Kamu lakukan itu dengan niat supaya disebut dermawan, dan orang-orang pun percaya itu." Lalu apa yang terjadi? Iapun diperintahkan untuk dilempar ke dalam jurang neraka.
Ternyata banyak amal kebajikan bahkan hingga menguras harta, berpeluh keringat dan darah, tapi kemudian sia-sia dan tak berbekas, bahkan direspon dengan siksa neraka oleh karena tidak disertai dengan ikhlas. Karenanya, mari kita tempatkan kebajikan kita dalam ruang suci bernama ikhlas. Jangan takut bila perbuatan kita tidak diketahui atau tidak dipuji orang. Karena pujian orang banyak tidak ada artinya bila Allah menolaknya. Tapi, takutlah bila perbuatan kita ditolak Allah karena tidak ikhlas. Sebut sebuah hadis, "seandainya seseorang di antara kalian melakukan suatu kebaikan di tengah padang sahara yang sangat sepi, dalam ruang tertutup tanpa pintu, amal itu suatu saat pasti akan ketahuan juga".