Lost identity
Postingan yang satu ini tidak untuk dikomentari. Ini pemikiran pribadi yang masih belum tahu jawabannya. Dan kadang-kadang memang masalah tidak perlu diketahui jawabannya.Aku pernah baca buku psikologi yang menceritakan tentang kepribadian ganda. Bisa benar-benar lupa dengan apa yang dilakukan saat dia menjadi pribadi yang lain di tubuh yang sama.
Tapi juga ada istilah lost identity. Emangnya kepribadian bisa menghilang, hilangnya kemana tuh.
Mungkin aku hanya bisa menggambarkan, saat kita merasa bahagia, semua begitu mudah. Saat ada yang kejadian yang menusuk hati, mendadak semua begitu sulit, tidak bisa berpikir jernih dan pandangan mata kosong.
Seandainya hanya beberapa hari sih tidak apa-apa, bagaimana kalo sampai bertahun-tahun kehilangan identitas, dan menuruti kemauan seseorang yang mengaku akan menolong. Tapi ternyata bukan menolong malah tambah menyesatkan.
Beberapa hari ini aku sempet kecolongan, merasa tersesat lagi. Tidak ada hujan, tidak ada angin, jiwaku seperti ditarik ke arah saat aku lost identity dulu itu. Merasa tidak ada daya, bicara ngelantur.
Jarang banget sih aku kecolongan gitu. Tapi kemarin aku memutuskan untuk bersepeda, sambil berdzikir sepanjang ayunan pedal.
Apa kepribadian ganda, apa lost identity, aku gak peduli lagi. Yang penting aku mengisi hari-hariku dengan banyak-banyak menyebut nama Allah. Malah kata guruku sebetulnya kita gak butuh tasbih untuk menyebut nama Allah. Bila menghitung dengan tangan kanan, tangan itu akan bicara saat di akhirat nanti bahwa selama di dunia digunakan untuk menghitung saat berdzikir.
Mempunyai anak saat lost identity memang membuat dilema. Di satu sisi mereka adalah anak yang keluar dari rahimku. Di sisi lain, waktu ketemu November 2010 kemarin, sejak berpisah Juli 2009 ternyata sama-sama merasa canggung dan tidak mengenal satu sama lain.
Semoga Allah menunjukkan jalan yang terbaik...
0 comments: