Keteladanan Rasulullah (dalam rangka Maulid Nabi)

February 15, 2011 Amy 11 Comments

Dari harian Republika, Senin 14 Februari 2011

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. Al Ahzab[33] : 21)



Rasulullah SAW memang suri keteladanan yang baik. Dan, indikator keteladanan beliau itu berbuat sebelum berucap (bersabda).

Sebagai contoh, beliau besabda:"Wanita itu dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya (nasab), kecantikan dan agamanya. Maka pilihlah yang karena agamanya, niscaya akan beruntunglah kamu di dunia dan akhirat." (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah.

Jauh sebelum mengatakan hadis tunkahu al-Mar'ah tersebut beliau menekankan pada agama, beliau sudah mengamalkan hadis itu terlebih dahulu. Misalnya, pernikahan beliau dengan Khadijah yang didasari hanya pada akhlak. Khadijah tertarik pada sosok Rasulullah yang mulia itu. Khadijah mendengar perangai pemuda Muhammad yang al-Amin itu dari Maisaroh, pembantunya yang diutus berdagang ke Syam bersama Muhammad. Kejujuran dan akhlak Muhammad yang akhirnya memantapkan hati Khadijah.

Muhammad pun menerima Khadjah bukan karena hartanya (limaaliha). Tapi semata-mata karena karena pertimbangan akhlak. Ketinggian akhlak Khadijah ini terbukti selama dia menjadi Rasulullah. Meskipun dari sisi finansial Khadijah lebih tinggi kedudukannya dari Rasulullah, keponakan Waraqah bin Naufal itu tetap menjadi istri secara utuh, yakni menghormati dan memuliakan Muhammad sebagai istrinya.

Maka itu, dikatakan oleh siroh nabawiyah, pernikahan Rasulullah dan Khadijah adalah pernikahan yang paling indah dalam sejarah umat manusia. Sebab pernikahan keduanya didasari pada akhlak (agama). Bukan kekayaan, kecantikan, maupun keturunan.

Pantaslah apabila beliau bersabda sebagaimana hadis di atas. Rasul SAW mengatakan hal itu - yaitu menekankan agama atau akhlak sebagai dasar cinta dan pernikahan - karena beliau sudah melakukan atau berbuat seperti yang beliau katakan. Beliau sudah membuktikan kata-katanya itu terlebih dahulu.

Inilah kunci utama dari keteladanan (uswah) yaitu memberi contoh (berbuat) sebelum menyuruh (mengatakan). Dan ini pulalah 'hakikat keteladanan' yang harus melekat pada diri setiap umatnya.

Sebagai kepala keluarga, misalnya, kita harus berbuat dulu sebelum menyuruh anggota keluarga kita agar mereka mau menjalankannya. Sang ayah harus memberi contoh untuk tidak menonton sinetron terlebih dahulu, umpamanya, sebelum menyuruh anaknya Insya Allah, sang anak akan meniru tidak menonton sinetron yang telah dicontohkan ayahnya.

Pemimpin negara demikian pula. Seorang presiden harus memberi contoh hidup sederhana terlebih dulu sebelum menyerukan kepada seluruh rakyat.

Marilah kita masing-masing mengaktualisasikan 'batasan keteladanan' ini, agar kita benar-benar menjadi 'teladan sejati' seperti halnya Rasulullah SAW.

11 comments:

  1. amiin..,semoga kita bisa menjadi teladan sejati, at least bwt keluarga dahulu:)

    ReplyDelete
  2. Rasulullah memang merupakan tauladan yang baik ya mbak ami,,
    mudah2an kita bisa mengamalkan sebagian dari apa yang dilakukan beliau :)

    ReplyDelete
  3. Buku yang masih di list saya, biografi Khadijah mbak...hmm kmrn gk jadi beli :(

    Mbak Ami bisa bahasa Arab kh,

    ReplyDelete
  4. Rasul memang teladan yang paling mulia dan utama. Semoga kita sebagai umatnya mampu dan mau untuk mencontoh beliau seutuhnya. Amiiin. :)

    ReplyDelete
  5. Rasul itu panutan dan suri tauladan. tapi kalo idola tetep aisyah :D

    ReplyDelete
  6. @ wits, Nabi saw adalah tauladan yang baik. Dan kita juga berusaha menjadi tauladan yang baik sekeliling kita

    @ niee, mencontoh dari Nabi saw yang terbaik yang kita mampu dan ditingkatkan

    @ Ajeng, masih belajar bahasa Arab dikit dikit, tepatnya dikit banget. Tapi emang belajar Islamnya dari bahasa Arab yang diterjemahkan per kata

    ReplyDelete
  7. @ Kim, amin

    @ :), waktu Nabi saw menikah dengan Khadijah ra tidak dipoligami. Khadijah ra dan Aisah keduanya berakhlak mulia. Kalo aku pribadi merasa dekat dengan Aisah ra karena banyak membaca cerita beliau ttg Nabi saw, seperti diceritain langsung gt...

    ReplyDelete
  8. saya nggak bisa komen kalo beginian..
    #soalnya menurut saya nggak perlu dikomen

    setujuu aja deh. hehehe

    ReplyDelete
  9. yup
    salah satu manusia yang perlu kita teladani
    dalam setiap segi kehidupannya
    Rasulullah,,

    ReplyDelete
  10. Semoga kita diberikan nikmat mencintai baginda Rasulullah SAW, menjadi pengikut yang tegar mengikuti sunahnya, disejukan hati dengan mengingatnya, dirahmati agar di hari akhir kita menjadi kebanggan Rosulullah dihadapan seluruh umat manusia, amin.....

    ReplyDelete
  11. ibu guru...
    sebenarnya saya ingin berkomentar di postingan 'Cuplikan tulisan Imam Abu Hamid bin Muhammad al-Gh..' tapi masih tidak bisa.. hehhe

    ada satu kalimat yg menjadi motivasi saya stelah membaca artikel diatas:

    ""Inilah kunci utama dari keteladanan (uswah) yaitu memberi contoh (berbuat) sebelum menyuruh (mngatakan)""

    sangat sulit memberikan contoh, rata - rata semua pemimpin kita hanya bisa memerintah bukanya memberi contoh terlebih dahulu.. (yah namanya juga pemerintah).

    semoga sifat memberi contoh ini benar2 menjadi teladan bagi kita umat2 nabi Muhammad SAW.

    ReplyDelete