Silaturahmi dan rejeki

December 10, 2010 Amy 2 Comments

Silaturahmi adalah hubungan karena pertalian darah dan perkawinan. Silaturahmi sendiri bisa diartikan menyatukan hubungan dengan mengungkapkan rasa sayang atau cinta.



Menyambung tali silaturahmi yang terputus bukan berarti mengunjungi kerabat. Maksudnya adalah bila ada perselisihan sehingga ada keengganan dari keduanya untuk bertemu, dan salah satunya mengalah untuk mengusahakan pertemuan dengan cara yang baik.

Bila salah satu pihak tetap bersikeras tidak mau ketemu, maka pihak yang mau mengusahakan untuk menyambung hubungan adalah yang mempunyai akhlak mulia. 

Orang yang mau menyambung silaturahmi akan mendapat banyak rejeki, dan yang memutuskan silaturahmi akan dipercepat siksa dunia dan akhirat. Pengertian rejeki di sini, bukan banyaknya uang, tapi rejeki yang barokah.

Hanya karena ego, dendam, seseorang yang tega memutuskan silaturahmi tidak menyadari bahwa rejekinya tidak membawa manfaat bagi kehidupannya. Doa yang dipanjatkan tidak dikabulkan Allah. Bahkan satu keluarga yang ikut mendukung pemutusan hubungan silaturahmi ini tidak mendapat rahmat dari Allah. Tidak mendapat rahmat berarti semua amal ibadah, perbuatan baik tidak akan disampaikan ke Allah.

Semoga kita selalu mendapat rejeki yang barokah dengan menjaga hubungan silaturahmi, dimulai dari hubungan keluarga paling dekat. Suami ke istri dan sebaliknya, anak ke orang tua dan sebaliknya, dan seterusnya...


Dalam suatu riwayat Rasulullah saw. pernah bertanya kepada para sahabatnya,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - : أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَكْرَمِ أَخْلاَقِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ؟ تَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ
Nabi saw bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi)

2 comments:

  1. bersabar dan ikhlas berpasrah diri pada ridha Allah, insya Allah permasalahan yang ada akan berakhir indah

    ReplyDelete
  2. @ Djangan Pakies... sudah mencoba obyektif masih kelihatan ya emosi yang menyala-nyala ya Pak... ini masih memperjuangkan sabar dan ikhlas terus Pak Is...

    ReplyDelete