Panggilan sayang Nabi SAW pada istri, sampai membuat jantung serasa copot
Maksud judul di atas bukan jantung copot beneran. Ini metafora, perasaan terhenyak, terpana, seakan bumi berhenti berputar, jantung berhenti berdetak seakan copot saja.Ini topik dari pembicara pengajian yang aku ikuti kemarin. Pengajian yang diselenggarakan oleh dan bagi orang tua murid playgrup tempat aku mengajar.Pak ustadz yang jadi pembicara menggambarkan, betapa mesranya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil istrinya, Aisyah radhiyallahu `anhu dengan sebutan Humaira (artinya kemerah-merahan). Panggilan mesra dengan rasa cinta yang mendalam, sehingga setiap kali dipanggil Aisyah radhiyallahu 'anhu akan terhenti bila sedang melakukan pekerjaannya.
Pak ustadz ini juga menggambarkan, andai seorang wanita dipanggil dengan panggilan mesra, cara jalannya bisa berbeda. Tadinya berjalan datar, begitu mendapat panggilan mesra bisa jadi akan diam sebentar, mata berbinar-binar dan jalannya melenggak-lenggok. Sampai-sampai pak ustadz mencontohkan ekspresi wanita saat dipanggil mesra ini, dengan cara jalannya yang tadinya kaku, terhenti, lalu melenggak-lenggok dengan wajah berubah cerah. Semua yang ikut pengajian tertawa...
Dijelaskan oleh pak ustadz, bahwa sebetulnya di setiap rumah ada bidadari bila dilihat dengan hati. Dan para istri akan merasa dirinya jadi bidadari bila merasa dicintai. Perasaan dicintai dan mencintai yang diekspresikan dengan sungguh-sungguh akan membuat hati selalu berbunga-bunga.
Mengekspresikan cinta yang tulus ternyata hasilnya bisa dahsyat ya...
Baca juga
Terima kasih, Mbak Ami. Sebagai seorang muslim dan seorang suami tentu tulisan seperti ini sangat perlu untuk mengingatkan saya bahwa para istri mendambahkan kemesraan di rumah. Salah satunya seperti dalam cerita ini. Memanggil dengan panggilan mesra dan sayang. Kalau saya manggil istri saya biasanya hanya dengan panggilan "Mi", jarang sekali manggil "Sayang". Panggilan sayang hanya dulu waktu masa-masa berpacaran 10 tahun yang lalu. Ha...Ha...Ha...
ReplyDeleteالسلام عليكم ورØمة الله وبركاته
ReplyDelete——
Semoga nanti jika saya punya istri bisa memperlakukanya sebagaimana nabi memrpelakukan istrinya...
Amin...amin
——
صَÙ„َّÙ‰ اللّÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّد – صَÙ„َّÙ‰ الله عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…
Salam Sahabat Common Cyber
ReplyDelete******************************
Sayyidina Muhammad emmang suami yg penuh kasih..sungguh dialah memang yg patut dijaikan idola....
OOT. Berhubung dg komen mba di CB. Wah,luluan UGM Komputer MIPA. Wah,,,kalkulus 1-3 sukses mba?
ReplyDelete——
صَÙ„َّÙ‰ اللّÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّد – صَÙ„َّÙ‰ الله عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…
@ pak Joko, semoga bisa menginspirasi untuk kembali mesra ya pak
ReplyDelete@ common cyber, ma kasih ya. Komennya selalu positif
@ Ahmad Bumi Fattah, saat menjelang 20 tahun, saya melihat pujaan hati saya di lapangan sofbol dari kejauhan ya seperti itu rasanya. Setelah 30an, 40an, rutinitas membuat manusia melupakan hati hidup seperti robot. Mencari hiburan yang meningkatkan adrenalin nyrempet (kata mereka, menurut saya sudah nyemplung ke neraka)
waktu kuliah di MIPA, kalkulus nilai pas-pasan tapi pemrogaman dapat A jadi bisa nutupin. Tapi sekarang gak peduli sama program komputer lagi, hehehe, gak tau entar ya...
Moga-moga beasiswa S1nya sukses ya, ntar kayak Andrea Hirata yang sempet terpuruk (istilahnya dia) jadi pegawai pos di Bogor, kosnya gak jauh dari tempat tinggal saya di Bogor dulu. Dapat beasiswa telkom dan ke luar negeri seperti bayangan dia dulu.
Apa yang ada di benak kita bisa membuat kita ke sana. Cita-cita saya sekarang, menghantar anak-anak saya ke masa depan dengan menjunjung nilai kemanusiaan dan agama Islam...