Mengenang almarhum Bapak Daruslan (16 Februari 1932 - 27 Desember 2008)
Di bawah ini aku mengambil sebagian tulisan dari tulisan Notes di FB milik adikku, Meta Sekar Puji Astuti.Foto di bawah, aku, Meta adikku dan almarhum Bapak di awal tahun 1970an
Radar Yogya
[ Minggu, 28 Desember 2008 ]
Dua Mantan Petinggi UGM Dimakamkan
JOGJA- Rasa kehilangan yang mendalam terlihat dalam proses penghormatan jenazah Prof Dr Mas'ud Mahfoedz yang berlangsung di Balairung UGM. Ketua Yayasan Bunga Selasih Mufti Abu Yazid yang membacakan doa tampak menangis.
Duka itu tak hanya mengiringi kepergian mantan Pembantu Rektor II UGM Mas'ud Machfoedz. Di saat yang sama, UGM juga kehilangan mantan dekan Fakultas Non Gelar Tekniknya Ir H Daruslan. Prosesi pemakaman Daruslan hanya berselang dua jam dari pemakaman Mas'ud Mahfoedz.
Mas'ud Mahfoedz yang meninggal karena kanker getah bening dimakamkan di pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Jogja setelah disemayamkan di Balairung. Para petinggi UGM, termasuk Rektor Sudjarwadi turut hadir memberikan penghormatan terakhir. Di antara para pelayat, tampak mantan Ketua PP Muhammadiyah Sjafii Ma'arif.
Sudjarwadi dalam sambutannya berkata kepergian almarhum adalah kehilangan besar bagi UGM. "UGM kehilangan sosok akuntan yang handal. Tidak hanya itu, Indonesia juga kehilangan salah seorang aset bangsa yang berharga," tuturnya.
Sudjarwadi menyebutkan almarhum sudah menunaikan tugasnya sebagai pendidik dengan baik. Dia telah melakukan tri darma pendidikan, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Semua pencapaian itu merupakan bentuk sumbangan berharga UGM bagi masyarakat. "Semoga dedikasi beliau menjadi sesuatu yang berkelanjutan bagi generasi sesudahnya," tutur Sudjarwadi.
Semasa hidupnya, Mas'ud Machfoedz pernah menjabat sebagai pembantu rektor bidang keuangan dan administrasi. Hal itu dilakukannya tahun 1999-2003. Selain itu, dia beberapa kali memangku jabatan di luar UGM, di antaranya sebagai komisaris PT Gapura Angkasa, Bank Tabungan Negara dan PT Adhi Karya. Mas'ud juga pernah menjadi anggota KPKPN (Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara), sebuah komisi 'embrio' KPK.
Mas'ud meninggalkan seorang istri, Umi Umayatun, empat orang anak, Muhammad Sinar Dinaga, Yusticia Rachmawati, Sepyusa Ilmi, Muhammad Akasa Dinaga dan seorang cucu. Salah seorang adiknya, Mustafa Kamal, Mas'ud adalah sosok yang tahan sakit. "Selama sakit, dia tidak banyak mengeluh tentang penyakitnya," tuturnya.
Dia meninggal dalam usia relatif muda, 55 tahun. Keluarga sudah berusaha melakukan upaya medis hingga ke luar negeri untuk mengobati penyakitnya. Doktor lulusan Universitas Kentucky, AS itu mengembuskan nafas terakhirnya di RS Sardjito.
Sedangkan Daruslan tutup usia, subuh kemarin pada usia 76 tahun. Anak tertuanya Rini Darmawati tampak tegar. "Bapak kan sakit gula sudah lama, sejak 25 tahun lalu. Makanya kami selalu dikondisikan untuk siap jika sewaktu-waktu bapak dipanggil," tuturnya.
Daruslan meninggalkan lima orang anak, semuanya perempuan. Putri bungsunya Meta Sekar Pujiastuti tidak bisa hadir dalam pemakaman ayahnya karena sedang berada di Jepang. "Dia sedang melakukan penelitian selama lima bulan di Jepang, jadi tidak bisa pulang," tambah Rini.
Dari kelima putri Daruslan, hanya Rini yang tinggal di Jogja. Tiga lainnya yaitu Wati Wahyu Kartini, Yanti Satriani, dan Ratnawati Utami tinggal di Jakarta. Sedangkan si bungsu Meta Sekar Puji Astuti bertempat tinggal di Makassar.
Saat ini, halaman dan sebagian bangunan rumah Daruslan digunakan untuk taman bermain dan baby day care Budi Mulia. "Ini memang keinginan bapak dan ibu. Agar rumah tidak sepi. Anak-anaknya kan semua perempuan, jadi setelah menikah ya dibawa suaminya," ungkap Rini sambil tersenyum.
Tak hanya digunakan sebagai play grup Budi Mulia, bangunan di depan rumah utama sempat dipakai sebagai kantor ICMI Jogja yang pertama. Selain itu, bangunan ini juga menjadi kantor Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK), lembaga think tank yang didirikan Amien Rais.
Sama dengan Mas'ud Machfoed, Jenazah Daruslan juga akan dimakamkan di pemakaman Sawitsari UGM pukul 14.30 WIB.
innalillahi wa inna ilaihi rojiun
ReplyDeleteSemua akan kembali pada Allah. Tidak ada tangisan di rumah kami saat itu. Terima kasih John Terro
ReplyDeletesemoga semua amal baik diterima Allah SWT. Tabah dan tawakkal semoga selalu dilimpahkan keluarga. Amiin.
ReplyDelete@ Zainul Abidin, Ma kasih do'anya ya
ReplyDeletePak Daruslan ini dosenku yang tidak memberi aku nilai yang baik, tetapi aku yakin beliau baik.
ReplyDeleteInsya Allah.
Amin.
Semuanya jadi kenangan yang indah.
Selamat jalan sang Guru.
Semoga mendapat tempat yang baik di sisinya.
Amin.
Salam sehati (buat penulis dan pembaca blog ini)