Ketika Tifatul Sembiring bersalaman dengan Michelle Obama

November 18, 2010 Amy 7 Comments

Orang-orang yang tidak mau bersalaman dengan lawan jenis biasanya saat mau diajak bersalaman sudah memberikan tanda. Tanda yang dimaksud adalah dengan mengatupkan kedua belah telapak tangannya. Temen-temenku suka ngomentari orang seperti ini dengan istilah "mau salaman udah nyembah duluan...".



Menteri Tifatul Sembiring diketahui selama ini tidak mau bersalaman dengan lawan jenis. Tapi saat Barrack Obama berkunjung ke Indonesia, kelihatan bahwa pak mentri ini bersalaman dengan Michelle Obama. Video Tifatul Sembiring bersalaman dengan Michelle ramai dikomentari di dunia maya dengan tajuk "ada video lebih hot dari Luna Maya dan Ariel, menurut pengakuan pemeran pria, dia dipaksa..."

Berkaitan dengan salaman ini, ada kejadian ketika aku diajak ibu ke rumah pak Amien Rais. Acaranya adalah syukuran Bu Amien Rais telah lulus dari salah satu institusi pendidikan. Acara syukuran ini sekitar akhir bulan Syawal 1431 H (tapi foto disini waktu 2 Syawal 1431 H). Undangannya sekitar jam 5 sore, dan Ibu sedang melaksanakan puasa Syawal. Karena Ibu mau sholat Maghrib di rumah pak Amien, Ibu sudah wudhu di rumah. Saat mau memasuki pendopo ada seorang bapak kenalan baik Ibu, langsung memegang erat-erat tangan Ibu. Ibuku bilang "wah, sebetulnya saya sudah wudhu di rumah, mau sholat di sini". Sambil bercanda, soalnya ketelanjuran salaman (semua juga tahu bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan membatalkan wudhu) bapak itu bilang "wah, gak batal kok Bu, yang penting tidak ada hawa nafsu..."

7 comments:

  1. hehe...saya pake jarak jauh dulu ketika mau ketemu lawan jenis yg baru dikenal, takut tiba2 mbak itu lngsung nyalamin..
    makasih sharingnya bu..
    salam

    ReplyDelete
  2. met kenal mas Ari. terima kasih komennya. saya follow blognya ya...

    ReplyDelete
  3. assalamu'alaikum mbak,
    subhanallah, banyak pesan tersirat di sini.

    haruskah kepentingan politik mengalahkan segalanya?

    ijin follow semoga awal yang baik untuk menjalin silaturrahim

    ReplyDelete
  4. oh iya, silakan, nanti saya juga follow balik ya...

    ReplyDelete
  5. itu adaLah perbedaan persepsi, apapun perbedaannya yang terpenting adaLah saLing menghormati dan menghargai. karena waLaupun berbeda tetap pada satu tujuan, hanya daya penaLarannya saja yang berbeda-beda.

    ReplyDelete
  6. @ om rame iya, saling menghargai. proses peningkatan keimanan dan pemahaman berbeda-beda. yang penting saling ingatkan tentang kebaikan...

    ReplyDelete
  7. sip. apa yang Mbak Ami sampaikan Lebih runut dan tajam.

    ReplyDelete