Menjelang tahun baru Hijriyah 1433 H

November 20, 2011 Amy 14 Comments

Bicara tentang tahun baru Hijriyah ini, aku gak akan lupa saat libur tahun baru hijriyah 1430 H aku ke Bogor. Perjalanan yang menegangkan saat itu, tadinya aku mau bergabung dengan kelompok tim sofbol putri ke Bandung, numpang bobok doang. Soalnya aku mau ke Bogor, naik kendaraan umum, ada senior sofbol yang nemenin aku perjalanan menuju Bandung bareng ke penginapan tim sofbol putri.

Sehari sebelum perjalanan, aku menelpon teman sebangkuku waktu SMA, cewek yang saat SMA sering mendapat juara umum di sekolah. Dan dia bilang, menginap di rumahnya saja. Dan akhirnya nyampai di Bandung aku gak jadi ke penginapan atlit sofbol cewek, aku memutuskan ke rumah sahabatku dulu. Sampai di sana dia menawarkan mobil dengan supirnya kebetulan suaminya off beberapa hari, jadinya suaminya akan mengantar anak-anaknya dan aku akan diantar supirnya ke Bogor.

Di Bogor memang banyak kenangan, di sana aku belajar tafsir Al Qur'an untuk pertama kalinya. Dan saat itu aku gak ngerti apa-apa tentang Islam, tau sedikit-sedikit saja. Pokoknya belajar sajalah. Aku sangat menikmati hari Kamis untuk belajar Islam itu, karena aku sendirian dari pagi sampai sore terlepas dari rutinitas.

Perjalanan yang sangat menegangkan buatku untuk menemui sepasang anak yang sering muncul di mimpi-mimpi aku. Yang membuatku sering bingung, siapa mereka ini. Bahkan tanda-tanda alam seperti sepasang crop circle di Jogja dan letusan gunung Merapi yang abunya sampai Bogor aku anggap petunjuk untuk menemui mereka.

Akhirnya aku ketemu dengan sepasang anak kembar cewek yang saat itu berumur 5 tahun. Mereka juga menyatakan sikap sama, aku lupa Ibu ini siapa kata mereka kompakan. Tahun 2010 menjelang bulan Ramadhan aku menemui mereka lagi, ternyata mereka mengatakan, sebetulnya ingat kok, cuman kaget abis sempet ilang lama. Dulu nungguin gak dateng-dateng.

Saat ini aku memutuskan untuk di Jogja saja, menikmati sajalah yang kumiliki. Sepasang anak kembar yang sangat kucintai telah dibawa seseorang dan satu keluarga telah membuat pengamanan agar aku sulit menemuinya lagi. Sepasang handphone Nokia yang kukirim untuk mereka malah diamankan, disimpan neneknya dengan berbagai alasan.

Mulai dari LSM, LPA bahkan pengacara sudah aku datangi. Tapi saran dari seseorang yang mengatakan, gunakan cara baik-baik untuk menyelesaikan masalah membuatku mengurungkan mengirimkan somasi, atau menindaklanjuti saran LSM ini.

Tahun baru Hijriyah 1433 H sudah di depan mata. Aku belum tau kali ini liburan mau kemana. Tapi karena aku mau menabung untuk berangkat umroh tahun 2015 bersama kelompok pengajian haji 2004 (dulu mau berangkat tahun itu tapi batal, jadinya berangkat tahun 2019), aku tidak keberatan untuk tinggal di rumah saja, menikmati menyelesaikan proyekku menulis catatan-catatan tentang ajaran Islam. Sudah terlalu banyak judul yang menumpuk di kepalaku, tinggal ditulis saja.

Menjelang tahun baru Hijriyah 1433 H, semoga aku juga bisa berhijrah menjadi manusia yang lebih baik. Yang tadinya penuh dengan emosi, kebingungan, kecemasan, ketidak tahuan, menjadi sedikit lebih tahu. Semakin belajar Islam, semakin sadar bahwa ilmu itu begitu luas. Setitik saja aku pahami, lampu kehidupanku semakin benderang, memantapkan langkahku untuk menuju tujuan hidupku.

Aku ingin meninggal dengan kematian yang baik. Sepasang anak yang kucintai, kutitipkan di pengasuhan keluarga yang begitu berbeda 360 derajat pengamalan ajaran Islamnya dibandingkan dengan keluargaku. Saat lahir, tidak ada potong kambing, karena keluarga ini lebih suka menyunatkan dan upacara memotong rambut. Setelah aku belajar Islam di Jogja sejak 2009, ternyata ajaran Islam yang benar setelah anak lahir dipotongkan kambing untuk aqiqah. Kebodohanku yang membuat aku terbawa arus mengikuti kehidupan gaya mereka saat itu.

Sekarang aku tenggelam belajar Islam yang benar, tidak banyak SMS masuk ke hapeku. Paling hanya undangan-undangan pengajian dari sahabat-sahabatku. Padahal dulu saat awal aku pindah Jogja sempet ikutan gaul, ikut acara sana-sini. Ngobrol dengan temen lama nonstop lewat SMS, sampai ada yang menyarankan beli BB agar bisa saling interaksi dengan komunitas BB. Karena keinginanku yang ingin fokus belajar, aku menjauhkan diri dari segala hiruk pikuk kehidupan ini. Mau dibilangin gak gaul juga gak peduli, toh saat di padang Mahsyar manusia sibuk menyelamatkan dirinya masing-masing.

Menjelang tahun baru Hijriyah 1433 H, semoga Allah memberi aku kesempatan berubah menjadi manusia yang lebih baik. Karena Allah memberi petunjuk hanya kepada manusia yang Allah ridho, karena itu aku berusaha ridho pada semua ketentuan Allah.

Ya Allah terimalah doaku. Aaamiiin...


Tulisan lamaku tentang Hijrah yang aku kutip dari harian Republika

Secara bahasa, hijrah berarti berpindah, meninggalkan, berpaling, dan tak mempedulikan lagi. Hijrah mempunyai beberapa pengertian. Pertama, kaum Muslim meninggalkan negerinya yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan kafir. Kedua, menjauhkan diri dari dosa. Ketiga, permulaan tarikh Islam.

Hijrah dalam sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan kepindahan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah. Dalam hubungan ini, hijrah berarti berkorban demi Allah, yaitu memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan dicintai demi tegaknya kebenaran, dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri orang lain.

Hijrah seperti ini seperti ini telah menjadi pusaka para rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terbukti telah menjadi babak pendahuluan bagi kebangkitan perjuangan. Dalam menjalankan tugas kerasulannya di Makkah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berhadapan dengan masyarakat jahiliah, yakni masyarakat pemeluk nilai-nilai warisan Nabi Ibrahim 'alaihi sallam, yang telah mereka selewengkan dari bentuk yang sebenarnya. Inti warisan itu adalah pengesaan terhadap Allah. Pada saat itu, penyembahan terhadap berhala dan perbuata syirik lainnya telah merusak ajaran tauhid.

Nama Allah, meskipun masih ada dalam kepercayaan mereka, telah tenggelam dalam nama-nama dan sesembahan lainnya. Kepercayaan semacam ini telah mengundang banyak pemeluknya untuk datang ke Ka'bh, demi menunaikan ibadah haji sambil berdagang. Sehingga, Makkah menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi para pengunjung.

Akibatnya, suku Quraisy, terutama para penguasa dan pemukanya, menjadi kaya. Ka'bah dan kepercayaan dipandang sebagai sumber utama kekayaan mereka pada akhirnya.Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memulai tugasnya dengan menekankan aspek keesaan Allah (tauhid), mereka segera membangkitkan sikap permusuhan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para sahabatnya mendapat perlakuan buruk dan kasar dari orang-orang Quraisy yag masih kafir. Umat muslim dikejar-kejar dan dianiaya. Ketika melihat kondisi Makkah tak lagi aman bagi umatnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan sebagian pengikutnya untuk mencari keamanan di negeri Abessinia (Ethiopia), yang penduduknya beragama Nasrani, dan rajanya yag bernama Najasyi (Negus), yang dikenal adil dan bijaksana.

Pasca wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib, ruang gerak Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berdakwah di Makkah semakin sempit. Saat itu sudah sudah memasuki tahun ke-10 kenabian. Untuk menyelamatkan diri dari kekerasan dan kekejaman kafir Quraisy, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Tha'if (sekitar 65 km dari Makkah). Namun, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam justru mendapatkan perakuan yang lebih buruk dan dilempari hingga terluka.

Setelah Perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan Hijrah ke Yatsrib secara matang. Sebab, target utama kaum musyrik Makkah adalh menggagalkan hijrah kaum muslim. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan bekal, kendaraan, penunjuk jalan, strategi, dan rute yang akan ditempuh. Beliau juga meminta Abu Bakar ash-Siddiq dan seorang pemandu jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqit untuk menemaninya

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan rumah pada malam hari di 27 Shafar tahun ke-13 kenabian, atau bertepatan dengan 12 atau 13 September tahun 622 Masehi. Perjalanan awal keluar Makkah justru menempuh jalan yang berlawanan dengan jalan menuju Madinah. Hal ini dimaksudkan untuk mengecoh para pengejar. Gua Tsur adalah tempat tujuan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.Di gua ini, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bermalam selama tiga hari. Kaum musyrik Quraisy sempat mengejar, tetapi keberadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar di dalam gua tidak diketahui mereka.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya tiba di Yatsrib pada Jum'at 12 Rabiul Awal di tahun yang sama. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam disambut penduduk Madinah dengan meriah.

14 comments:

  1. belajar islam? maksudnya baru mendapatkan hidayah skrg atau gimana mbaak. sya jadi penasaran ttg perjalanan spiritualnya hehe...

    tahun baru hijriah, moga bsa menghitung sudah mendapatkan ilmu apa saja dari tahun kmrn yg kesemuanya bsa menjadi berkah :)

    ReplyDelete
  2. @yayack faqih aku belajar Islam mendalam belum lama Yayack. setelah aku pindah Jogja Juni 2009. Masih suka spanneng, hahahaha... tapi belajar untuk lebih baik deh...

    Inspirasi memang sulit dimengerti orang-orang darimana. Mataku kayak dipaksa mengarah ke sosok muallaf yang belajar Islam. Dari sana aku melihat kegelisahannya apa saja.

    Waktu dia membahas patah hati aku nulis "Tautkan hatimu pada Allah, cinta pada manusia hanya amanat". Waktu dia bicara kasar, aku nulis "hindari bicara kasar" dan "akhlak mulia". Waktu dia bikin blog baru tentang konspirasi, kebuka lagi, kuatkan tauhid, agar pemahaman Al Qur'an tidak keliru.

    Aku bersyukur mengenalnya. Dan semua ilmu yang kucoba tuliskan. Semoga Allah menunjukkan jalan padanya, walau akhirnya pemahamannya berbeda.

    Itu temen kita kan Yayack, kamu juga kenal...

    ReplyDelete
  3. kalo di kampungku suka ada lomba keagamaan antar kampung sedesa.. :D

    ReplyDelete
  4. siap siap muter beteng dong mi...

    ReplyDelete
  5. amiiin. Semoga belajarnya lancar mbak. ^^

    bingung mo komen apa, padahal suka sama postingannya. hehe.

    ReplyDelete
  6. Udah mau satu suro ya...
    Di Jogja kalau malem satu suro ada kuda gaib keliling kan? Huehehe...
    Selamat tahun baru aja deh.
    Aku ulang tahunnya masih Jumadil Awal. *apa hubungannya~*

    ReplyDelete
  7. Ilmu memang tidak dapat kita ukur. Setitik ILmu Allah yang dicurahkan untuk kita, pasti akan mampu membelah rahasia sebagian misteri Alam ini. Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu tawaddhu dan istiqomah, kendati ilmu kita tiap detik bertambah.
    Semoga Ridho Allah senantiasa menaungi aktivitas Jenk Ami. Amin

    ReplyDelete
  8. Mudah2an tahun.baru nanti lebih baik dari tahun sekarang ya mbak :)

    ReplyDelete
  9. semoga di tahun yang baru nanti Allah memberikan keberkahan kepada kita semua

    ReplyDelete
  10. 1 muharram adalah event yang paling besar perayaannya di pondokku dulu, sampe sekarang pun , sering dibuat acara reunian sama alumni2nya..

    ah, selalu senang dengan 1 muharram.... :")

    ReplyDelete
  11. mw tanya dunk, tahun baru islam 1433 H tahun ini jatuh di tanggal brapa ya,,
    soalna di beberapa kalender beda, ada yg sabtu 26 nov, ad juga minggu 27 nov

    ReplyDelete
  12. tak terasa sebentar lg satu suro,saatnya koreksi diri dan perbaikan :)

    ReplyDelete
  13. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    ReplyDelete