Kisah kesabaran tanpa batas
Kemarin aku nonton film Surat Kecil Untuk Tuhan. Aku menangis, bukan karena filmnya... karena ada flashback di kepalaku tentang kisahku sendiri. Menonton film ini membuatku bertanya-tanya. Bagaimana jika keluarga Keke tidak mampu membantunya, bagaimana bila teman-teman Keke meninggalkannya, bagaimana kalo Keke dicap sebagai orang yang gak bener, bagaimana jika tidak ada cowok spesial buat Keke yang menyayanginya, dan seterusnya. Hingga akhirnya mesti terpojok menangis merenung sendirian tidak tau mesti minta bantuan pada siapa.... Cerita terpojok memang pernah aku alami, saat-saat merasa sendirian dan akhirnya sedikit demi sedikit, mulai bangkit, dan keajaiban tak terduga-duga mendapat rejeki. AlhamdulillahNabi Ayyub 'alaihi sallam adalah kisah kesabaran tanpa batas. Nabi Ayyub pernah punya anak banyak, kekayaan melimpah, tapi beriman dan beramal sholeh. Iblis ingin menggoda keimanan Nabi Ayyub 'alaihi sallam, badannya terkena penyakit, teman-temannya meninggalkannya, hartanya habis, dan anak-anakknya dimatikan, hanya istri yang tetap menemani. Tapi Nabi Ayyub 'alaihi sallam tetap taat beribadah pada Allah. Sampai bertahun-tahun kemudian, akhirnya Allah mengabulkan do'a Nabi Ayyub, kesehatan, kekayaan dipulihkan.
Waktu sakit, teman-teman Nabi Ayyub 'alaihi sallam meninggalkan karena jijik dengan penyakitnya. Jaman sekarang, banyak orang bisa mengatakan jijik dengan mudahnya pada sesama manusia hanya karena kebencian. Bila ada orang yang mendapat musibah, bisa jadi dia melihatnya sebagai ujian atau sebagai siksa/azab dunia. Bila dia meningkatkan keimanan dengan lebih banyak ibadah, memperbaiki diri agar istiqomah maka Insya Allah dia lulus ujian ujian itu. Tapi bila tidak ada perubahan keimanan, maka sebetulnya dia tidak lulus ujian, musibah yang dihadapi adalah siksa akan kesalahannya sendiri atas perbuatannya. Seperti hadis yang menyatakan
"Tidak ada dosa yang Allah lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi" (HR Tirmidzi)
Kesabaran tanpa batas memang dibutuhkan bila ingin istiqomah. Manusia diperintahkan Allah untuk bersabar
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)
Saya belum pernah menonton filmnya nih. Btw rasanya kurang tepat juga kalau kesabaran manusia bisa habis, karena pas habis masih bisa sabar juga.. :)
ReplyDelete