Percakapan ajaib dengan keluarga Sudirman 56 Bogor
Tiba-tiba ada telpon entah siapa. Yang jelas dia anggota keluarga "baik-baik" Sudirman 56 Bogor."Mi, kalo kirim smske Safira Safitri jangan pake ngatain bapaknya".
Aku jawab "yang pegang hp bukan anaknya, tapi ayahnya. Kemarin minta diisiin pulsa".
"itu kan salah kamu juga, nglempar asbak ke ayahnya sampe mereka trauma".
Kujawab "kasih tau ke ayahnya, kalo kirim sms jangan pake ancaman potong leher, nyiram pake air aki biar aku menderita. Ambil anak-anak bukan mau asuh baik-baik tapi niatnya mau menghancurkan hidup aku".
"kita mampu kalo cuman beliin hp, ntar kita kembaliin kiriman hpnya".
Jawabku "balikin aja, banyak yang mau disumbang hp."
Kutambahkan "aku Ibunya, Safira Safitri sudah dirawat baik-baik mau disekolahkan di Jogja tapi diambil tanpa pamit. Sudah kuserahkan semua pada Allah. Allah menghukum orang yang memutuskan tali silaturahmi anak dengan Ibunya".
(Kali ini aku tidak bisa menahan diri menulis permasalahanku di blog aku. Udah aku gak peduli lagi, ini blog buat curhat aku. Buat menguatkan diriku agar bertahan hidup yang lurus. Keluarga Sudirman 56 Bogor... Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kalian karena membela seorang teroris, meneror mau menghancurkan hidupku)
kug ada dua yah ... satunya di URL http://ratnawatiutami.blogspot.com/2010/12/percakapan-ajaib-dengan-keluarga.html
ReplyDeleteNice blog,,
ReplyDeletekeep Posting eah..
@ John Terro, aku galau banget hari itu. Nulis di hp coba publish gagal melulu. Gak taunya publish dua kali
ReplyDelete@ Pakies, biasa saja... semua butuh proses. Dikeroyok sama satu keluarga, ya mantan suami, ya mantan mertua, ya mantan kakak ipar. Semakin banyak semakin baguslah... beraninya main keroyok...
@ Ahmil Jogja. cuman bisa bilang terima kasih
saya sering baca2 blog dan subhanallah banyak manfaatnya. yg sata bingung setelah baca2 kok ya anak sekecil itu dibekali hp? hp selayaknya itu utk anak sma.
ReplyDeletetapi di luar itu saya tersadarkan oleh tulisan ini, masalahnya masih sering saya sebagai anak yg memutuskan tali silaturahmi terhadap ortu. saya lebih mementingkan ego sendiri daripada mengerjakan perintah ortu. kalo memutuskan silaturahmi saja sudah dihukum apalagi kalo kyk begini kan tambah hukuman durhaka. astaghfirullah
@ Anonim, saya sempat menghapus komentar sebelumnya, karena saya sendiri agak kebingungan untuk membahagiakan Ibu saya. Ibu saya sering menangisi nasib saya yang "buruk".
ReplyDeleteOke, karena ceritanya panjang, saya tulis di postingan saja ya...
sing sabar Am... ada baiknya ngga usah di tulis di blog... kasihan anak2mu ntarnya. itu pendapatku lho ya. mBix
ReplyDelete@ Mbix... entahlah, karena aku dihalang-halangi ketemu anakku sendiri. Jadi gimana ya supaya aku bisa menuliskan perjalanan hidupku selama aku tidak ketemu mereka. Semua tulisan ini sepertinya alam bawah sadarku menulis. Kalo mikir keras aku malah gak bisa nulis apa-apa.
ReplyDeleteMa kasih atas smsnya mendoakan aku saat di Mekkah supaya aku bisa berkunjung ke Baitullah. Aku rindu ingin ke sana. Insya Allah aku berangkat haji reguler, 5 tahun lagi karena waiting list yang panjang...