Mengatasi pencernaan bermasalah dengan pola makan yang sehat

April 27, 2014 Amy 6 Comments

Dari tanggal 21-26 April 2014 aku mengikuti diklat dasar PAUD di hotel batik Yogyakarta. Biasanya sehari-harinya aku banyak bergerak, ini dari jam 8 sampai jam 5 sore hanya dengan duduk saja. Juga aku punya pola makan pagi dengan jus buah, siang makan jatah kantor, malam beli lauk yang banyak sayurnya. Tapi seminggu ini aku jarang bergerak. pola makan juga kacau. Endingnya hari terakhir diklat aku BAB saat coffe break, kesakitan dan sedikit iritasi ada sedikit darah menetes karena tinjanya terlalu keras. Sedih aku, beneran, dan mulai hunting di google tentang usus yang sehat.



Pembicara tentang makanan sehat untuk usia dini menjelaskan bahaya minum susu setiap hari setelah anak berumur 2 tahun. Bukannya tidak boleh, tapi sebaiknya minum tidak setiap hari, apalagi sapi untuk industri dicekoki hormon, antibiotik, bahkan anak sapi tidak mengkonsumsi susu sapi dari induknya karena diambil untuk susu yang mengandung kolostrum. Sumber dari sini http://www.globalhealingcenter.com/nutrition/meat-and-dairy-toxins . 

Dan banyak lagi kalo mau searching dengan keyword "STOP DRINKING MILK".


Selama ini kita berpendapat minum susu itu sehat, mengandung banyak protein dan kalsium untuk menguatkan tulang. Ada yang takut susu sapi terus diganti susu kedelai. Keduanya sama, sebaiknya tidak diminum terus-menerus. 

Kalsium tidak selalu didapatkan dari susu. Kalsium juga didapatkan dari sayuran hijau, dan makanan lainnya. Kalsium dari ikan juga mudah diserap tubuh. Jadi banyak makan sayur hijau, juga ditambah sayur warna lain sudah mencukupi kebutuhan kalsium.

Masih ada beberapa pro dan kontra tentang substitusi susu sapi ini, hanya untuk yang benar-benar peduli dengan kesehatan. Beberapa diet menyatakan tidak perlu mengkonsumsi susu dan produk olahan susu sama sekali, termasuk antara lain keju dan yoghurt seperti diet Food Combining dan diet Paleo. Memang sangat berat di ongkos bila belanja yang organik, menghindari gula putih, roti dari tepung putih. Tapi minimal diperjuangkan agar mengurangi hal-hal yang kurang baik bagi tubuh kita, dan mulai mengkonsumsi makanan yang menyehatkan. Paleo Diet ini sedang ngetrend di Amrik dan banyak dibahas di situs Dr. Oz. Ini linknya http://www.doctoroz.com/episode/paleo-diet-craze-does-it-work



Ada yang menyatakan susu kambing organik itu baik. Susu kambing yang dijual di pasaran mengandung gula tinggi dan ditambahi krimer, kandungan susu kambingnya sedikit, gula pasir berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Susu kambing bubuk yang baik sebaiknya yang tanpa gula dan warnanya putih bukan kecoklatan karena pengeringan diproses dengan suhu rendah. Harganya cukup mahal, untuk 200 gram sekitar Rp 80.000,- bisa lebih.


Di diklat dasar ini juga ditunjukkan gambar usus yang sehat dan yang sakit karena minum susu. Tapi aku belum menemukan artikel bahwa susu saja merusak usus, tapi karena pola makan yang tidak sehat, selain mengkonsumsi banyak susu juga mengkonsumsi banyak daging dan kurang mengkonsumsi sayuran. Artikelnya di sini http://scdlifestyle.com/2013/11/remmission-ulcerative-colitis-paleo-diet/#more-7762

Foto di atas usus dengan pola makan kurang sehat
Foto di bawah usus dengan pola makan diperbaiki

Jadi aku mau melakukan tindakan untuk memulai minum jus sayuran dan buah lebih banyak. Mengurangi makanan produksi pabrik. 

Oh ya, di diklat dasar tidak lagi pola makan diberikan empat sehat lima sempurna, tapi menu dengan KOMPOSISI GIZI SEIMBANG, dimana konsumsi air paling banyak 8 gelas, lalu karbohidrat, kemudian sayuran. Sedangkan daging, susu, kacang-kacangan hanya membutuhkan konsumsi sedikit.


Bila terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengkonsumsi makanan sehat, ada suplemen berbentuk serbuk sayuran yang barangkali bisa membantu, tapi tetap tidak disarankan terus-menerus. Itu lebih baik daripada pembersih usus yang bersifat laxatif seperti teh pelangsing atau teh jati cina. Ini ada artikel pembersih usus bersifat laxatif malah akan membuat usus meradang. Artikelnya di sini http://www.gihealth.com/newsletter/103/103.html



6 comments: