Sedekah ilmu dapat rejeki tak disangka-sangka
Pernah dia ganti nomor provider lain akhirnya nyerah ganti dengan provider yang sama denganku. Aku akhirnya bilang "kangen kan sama aku, pake nomor lain gak bisa nelpon aku". Dia jawab "tau aja...". Aku balas dengan ketawa...
Sempat kerja di Jakarta tapi gak betah, ingin nemenin ibunya di daerah Jawa Timur. Soal jodoh memang kurang beruntung. Makanya ujung-ujungnya curhat ke aku, ngobrol ngalor ngidul gak jelas.
Aku bilang ke dia menikah itu menyempurnakan dhien, menyempurnakan agama. Tapi tentunya apapun yang terjadi tetap berprasangka baik pada Allah. Menerima segala sesuatu yang digariskan. (Sok bijak banget, maklum dong yang lebih tua mesti mengingatkan yang lebih muda, walaupun yang lebih muda jaman sekarang jauh lebih pintar dalam hal teknologi).
Keponakanku ini gak betah di Jakarta soalnya antara hasil yang didapat dan dikeluarkan rasanya gak imbang. Gak bisa nabung. Inginnya punya pekerjaan yang penghasilannya bisa ditabung untuk modal nikah (kalo nemu katanya), paling tidak aku sarankan untuk berbakti pada ibunya yang sendirian karena bapaknya sudah meninggal.
Di rumahnya daerah Jawa Timur dia memutuskan untuk belajar Islam lagi, dan mengajar mengaji ke anak-anak. Tiap dapat pemahaman baru nelpon ke aku diskusi soal Islam. Malam tahun baru kemarin aku yang nelpon dia lama, biasanya gak lewat 5 ribu sekitar 2 jam, ternyata nyampe lebih dari 20 ribuan. Tapi gak rugilah, mendengar dia bisa ketawa, dan sekarang aku mendengar dia mendapat pekerjaan yang diharapkan.
Pekerjaan ini bukan hasil melamar sana-sini tapi karena dengan mengajar mengaji pada anak-anak, dia ditawari bekerja di suatu perusahaan minyak. Aku rasa ini karena dia sedekah ilmu, lalu mendapat rejeki tak disangka-sangka. Bahasa sononya Give and Receive.
Semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang sedang berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Berbagi pada yang lain akan memudahkan hidup kita, setuju gak???
Sumber gambar dari sini
22 comments: