Perlukah aktivasi otak tengah?

January 23, 2011 Amy 11 Comments

Hari ini, harian Republika membahas aktivasi otak tengah. Ada pendapat Doktor antropologi kesehatan Julia Maria van Tiel yang juga pembina di mailing list anakberbakat@yahoogroups.com. Juga ada pendapat dari Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. Mereka berdua ini punya pendapat bahwa sebetulnya aktivasi otak tengah tidak begitu perlu. Apalagi bila sang anak sebetulnya tidak berminat untuk mengikuti program ini.Ditambah lagi apabila orang tua sebetulnya tidak mampu membayar, mesti berhutang atau menjual barang di rumahnya. Ada brosur aktivasi otak tengah yang pernah aku dapatkan, di situ dijelaskan metodenya memanfaatkan gelembang alpha. Aku pribadi tidak asing dengan gelombang alpha, aku pernah menulis postingan tentang gelombang alpha berjudul gelombang alpha untuk obat tidur.

Salah satu testimoni adalah anak bisa naik sepeda dengan mata tertutup.Dikatakan di brosur, anak akan bisa mengontrol emosinya. Masalahnya, ada pendapat salah kaprah aktivasi otak tengah akan menjadikan jenius. Diberitakan di harian Republika sejumlah orang tua di Sumatera Barat banyak yang menjual hewan ternak, sawah dan mengijonkan ikan belum siap panen. Pendapat aktivasi otak tengah akan menjadikan anak jenius ini ditentang Julia, karena jenius adalah faktor genetik dan tidak bisa dipaksakan.

Pendapatku pribadi, sebaiknya orang tua lebih baik mendidik putra-putranya jadi anak sholeh dulu, dan diberi contoh yang benar. Karena anak sholeh adalah investasi paling berharga bagi orangtua menurut ajaran Islam. Setelah itu boleh saja mau dilesin apa saja asal uangnya ada tidak memaksakan diri.

Browsing di Google ada tulisan penjelasan pengajar aktivasi yang mengatakan kalo tidak dilatih setelah kursus kemampuan membaca menulis dengan mata tertutup bisa hilang, ini indra ke 7, bukan indra ke 6. Saya jadi ingat ada anak kecil berumur 4 tahun bernama Safitri bisa melihat gaib, tapi banyak kasus kemampuan itu berangsur menghilang setelah bertambahnya umur. Jadi kemampuan untuk membaca dan menulis dalam keadaan mata tertutup karena otak tengah diaktivasi sepertinya hanyalah tempelen menambah kepekaan insting secara instan yang mudah luntur...

11 comments: